Kementerian Pendidikan Nasional
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PROGRAM PASCASARJANA
UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2012-2013
===================================================================
TAKE HOME EXAM
Mata
Kuliah : Landasan Pendidikan
Hari/Tanggal
: Sabtu, 3 November 2012
Waktu
: dikumpulkan hari Rabu, 10 November
2012
Dosen
: ACHMAD RIFAI’I RC
______________________________________________________________________________
1. Mengapa
Filsafat sangat penting menjadi landasan pendidikan? Jelaskan
2. Mengapa
guru dituntut menguasai filsafat dalam melaksanakan tugas-tugas professional?
Jelaskan!
3. Bagaimanakah
penerapan cabang filsafat metafisika,epistemology dan aksiologi dalam prasis
pendidikan? Jelaskan!
4. Buat
analisis, filsafat apakah yang paling efektif (filsafat autokratis ataukah
demokratis) untuk diterapkan dalam pendidikan olahraga?Jelaskan!
5. Buat
analisis filsafat, mengapa perubahan pendidikan di ndonesia seringkali sukar
diduga sebelumnya!
TUGAS
UJIAN
TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL 2012/2013
Disusun
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Dosen
Pengampu : ACHMAD RIFAI’I RC
Oleh
R o s a m a j i, 0103512124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI PGSD
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
1. Mengapa
Filsafat sangat penting menjadi landasan pendidikan? Jelaskan
Arti Filsafat
Kata
filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Philo=cinta Sophia
= kebijaksanaan/kebenaran. Filsafat adalah berpikir secara kritis, sistematis, rasional, dan komprehensif hingga
menghasilkan hakekat kebenaran
asli yang di dalamnya juga terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika
Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan dan
dilaksanakan secara sadar oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui bimbingan,
pengajaran yang berlangsung di sekolah atau luar sekolah sepanjang hayat untuk menumbuhkan dan mengembangkan
potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada. Indikasi hasil adalah perubahan sikap dan tata laku ke arah yang lebih
dewasa.
Pengertian Landasan Pendidikan
Landasan
pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka
pendidikan. Pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu
diperlukan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan
tujuan pendidikan.
Pentingnya
filsafat menjadi landasan pendidikan
Dari
beberapa pengertian diatas beberapa
landasan pendidikan sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan cultural. Dari beberapa
landasan, landasan filsafat sanagat penting,
karena filsafat dapat menjelaskan pemikiran
tentang praktik pendidikan
mulai dari merancang kurikulum, metode pembelajaran, penetapan tujuan
pendidikan maupun perumusan kebijakan pendidikan.
Filsafat juga dapat melakukan analisis kritis
sistematis, rasional
dan komprehensif tentang pendidikan. Tugas filsafat adalah menjelaskan
pemikiran tentang praktik pendidikan. Misalnya, landasan psikologis apakah yang
mendukung kurikulum terpusat pada peserta didik atau metode diskaveri dalam
pembelajaran? Adakah dimensi metafisika terhadap pertanyaan tentang bagaimana
mengendalikan perilaku antisosial peserta didik? Gagasan apakah yang tersirat
dalam praktik administrasi di sekolah? Pertanyaan tesebut menjadi bidang kajian
filsafat.
Semua ilmu yang dipelajari dalam proses pendidikan berinduk
pada filsafat, baik ilmu sosial maupun ilmu alam. Pada awalnya filsafat terdiri
dari tiga segi yaitu (1)apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah
(logika); (2) mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika);
(3)apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika).
2.
Mengapa guru dituntut menguasai filsafat
dalam melaksanakan tugas-tugas professional? Jelaskan!
Disadari atau tidak setiap orang memiliki filsafat hidup
sendiri yaitu suatu keyakinannya mengenai jalan hidup dan yang
dicita-citakannya. Pengalaman seseorang dalam sepanjang hidupnya dapat
membentuk sikap hidup dan hal itu erat kaitannya dengan filsafat pendidikan
yang dipilihnya. Demikian pula bila menjadi seorang pendidik atau guru pasti akan memiliki filsafat hidup dan
filsafat pendidikan. Guru setiap hari dihadapkan pada persoalan pendidikan yang
memerlukan analisis secara filasafat".
Hakekat guru
sebagai pendidik adalah agen perubahan, berfungsi sebagai pemimpin dan
pendukung serta pengembang nilai-nilai hidup di masyarakat, sebagai fasilitator
dan bertanggung jawab atas tujuan belajar. Tugas guru adalah melaksanakan
pendidikan melalui proses pembelajaran. Sedangkan strategi filsafat mempunyai
hubungan dengan filsafat pendidikan yaitu pembelajaran. Sehingga
setiap guru yang memahami filsafat pendidikan ia memiliki seperangkat keyakinan
mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang manusia pelajari
agar dapat tinggal dalam kehidupan yang baik.
Jadi, pemahaman filsafat oleh guru sangatlah perlu, karena
wawasan filosofis dalam dunia pendidikan berintikan interaksi antara manusia,
terutama antara pendidik dan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan
serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung. Selanjutnya
bahwa pentingnya dan manfaat filsafat bagi guru adalah:
a. wawasan guru bertambah dalam rangka
meningkatkan profesionalismenya,
b. bahan berpikir dan bertindak dalam
rangka pelaksanaan tugas guru sehari-hari,
c. analisis filosofis berkenaan dengan
isi dan praktek (praksis) pendidikan.
d. mengetahui luas dan kedalaman dari
ilmu yang pelajari,
e. punya arah dan tujuan filosofis yang
jelas dalam proses PBM,
f. dasar filosofis untuk bersikap dan
berpendirian serta senantiasa dipandu
oleh norma dan aturan,
g. menghargai dan toleran terhadap
perbedaan pendapat,
h. terdorong untuk mempelajari suatu
ilmu secara tuntas sampai ke akar-akarnya,
i.
bijak
dalam menggunakan ilmu dan teknologi,
j.
memiliki
dasar filosofis dalam membuat berbagai macam keputusan.
k. inpirasi dan ekspresi model
pendidikan benar-benar dijalankan,
l.
preskripsi
atau petunjuk praktek pendidikan
dijalankan dengan baik.
3.
Bagaimanakah penerapan cabang filsafat
metafisika,epistemology dan aksiologi dalam prasis pendidikan? Jelaskan!
a.
Ontologi Ilmu Pendidikan, yang
membahas tentang hakikat subtansi dan pola organisasi Ilmu Pendidikan
b.
Metafisika dalam pendidikan
diwujudkan dalam pendidikan Agama
c.
Epistomologi
Ilmu Pendidikan, yang membahas tentang hakikat objek formal dan material Ilmu
Pendidikan
Sekolah Bertaraf
Internasional : Sebuah Epistemology
Sampai saat ini masih terjadi pro dan kontra dengan adanya
sekolah bertaraf internasional (SBI). Di antara maksud dikembangkannya SBI
tersebut adalah untuk menjawab tantangan global, minimalnya untuk menghadapi
AFTA 2015, di mana pada tingkat regiaonal ASIA dan Afrika sudah melaksanakan
pasar bebas yang termasuk di dalamnya adalah dunia pendidikan.
Sebagai implikasinya, SBI harus bersedia mengikuti perubahan
bidang pengetahuan dan teknologi. Pada tahap rintisannya, pada tingkat lembaga
harus menyusun kurikulum yang bermuatan
internasional di samping hidden kurikulumnya.
Guru-guru matematika, science serta bahasa Inggris mendapat
prioritas pertama untuk melakukan upaya meningkatkan diri dengan segera
mengubah mind set , dan secara
administrasi harus segera membenahi administrasi kurikulum pada dukumen II, misalnya
menyusun silabus, rencana pembelajaran maupun bahan ajar dalam bahasa Inggris.
Sekarang sampai saat ini, wacana dan praksis program SBI tersebut tampak makin
ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Namun, sampai kini pula,
wacana dan praksis program SBI tersebut terus menimbulkan sejumlah persoalan,
di antaranya tentang bagaimana proses manajemen pendidikannya agar program itu
bisa lebih optimal.
d.
Aksiologi Ilmu Pendidikan, yang
membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoritis dan praktis Ilmu Pendidikan
4.
Buat analisis, filsafat apakah yang
paling efektif (filsafat autokratis ataukah demokratis) untuk diterapkan dalam
pendidikan olahraga?Jelaskan!
Gaya Kepemimpinan
Autokratis
Menurut Rivai
(2003), kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan
metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi (p.
61).
Robbins dan Coulter
(2002) menyatakan gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang
cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte bagaimana tugas
harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan meminimalisasi
partisipasi karyawan (p. 460).
Lebih lanjut
Sukanto (1987) menyebutkan ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (pp.
196-198):
a. Semua kebijakan
ditentukan oleh pemimpin.
b. Teknik dan
langkah-langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiap waktu, sehingga langkah-langkah
yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkatan yang luas.
c. Pemimpin biasanya
membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997),
ciri-ciri gaya kepemimpinan autokratis (p. 304):
a. Pemimpin kurang
memperhatikan kebutuhan bawahan.
b. Komunikasi hanya satu
arah yaitu kebawah saja.
c. Pemimpin cenderung
menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannya terhadap kerja setiap anggota.
d. Pemimpin mengambil
jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukan keahliannya
Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif Kepemimpinan
demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya
menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah
kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri (Rivai, 2006, p.
61). Menurut Robbins dan Coulter (2002), gaya kepemimpinan demokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam
pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan
dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan
memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan(p. 460).
Jerris (1999) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan
karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan
servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat menjadimotivator bagi karyawan
dalam bekerja (p.203). Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis (Sukanto, 1987,
pp. 196-198):
a. Semua kebijaksanaan
terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan
dari pemimpin.
b. Kegiatan-kegiatan
didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika
dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih
alternatif prosedur yang dapat dipilih.
c. Para anggota bebas
bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh
kelompok.
Dari beberapa
pendapat di atas maka yang cocok adalah Autokratis
5.
Buat analisis filsafat, mengapa
perubahan pendidikan di Indonesia seringkali sukar diduga sebelumnya!
Pendidikan
Indonesia dipengaruhi beberapa peristiwa:
Era
Kolonia Belanda
Pendidikan
Indonesia pada Era Kolonia Belanda mengalami 3 (tiga) fase perkembangan
a.
Masa VOC
(1607), pada masa VOC pendidikan yang
berkembang di Indonesia yaitu pendidikan yang berlandaskan ketuhanan.dan berpusat
di gereja. Tujuan pendidikan saat itu adalah menyebarkan agama protestan dan menghilangkan
pengaruh katolik di Indonesia. Tugas guru saat itu adalah untuk memupuk rasa
takut terhadap Tuhan, mengajarkan dasar-dasar agama Kristen, mengajar anak
berdoa, bernyanyi, pergi ke gereja, mematuhi orang tua, penguasa dan guru-guru
b.
Masa
Liberal (1861-1819), pendidikan pada masa tersebut
dipengaruhi ole ide-ide
liberal. Terjadi perubahan yang
radikal bahwa kepercayaan atas kekuasaan pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian empiris. Pendidikan ditujukan kepada pengembangan kemampuan intelektual,
nilai-nilai rasional, social dan usaha mencapai tujuan-tujuan sekuler.
c.
Politik
Etis: 1900 – 1920, pendidikan pada masa ini ditujukan
membangun kemandirian dan emansipasi pendidikan demi kesejateraan rakyat
Indonesia. Ciri pendidikan pada masa ini yaitu gradualisme, dualisme, kontrol
sental, keterbatasan tujuan, prinsip konkordasi dan tidak ada perencanaan
pendidikan yang sistematis.
d.
Era
Kemerdekaan Indonesia Pancasila
sebagai dasar dan landasan berbagai kehidupan bangsa lahir pada era
kemerdekaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebenarnya sudah sejak
dulu telah mendasari aspek-aspek kehidupan bangsa Indonesia. Hal tersebut
tergambar dari kehidupan bernegara pada masa Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Perubahan
– perubahan sebagaimana di atas dikarenakan kita tidak mempunyai blue print
atau perencanaan yang jelas tetapi berdasarkan pada siapa yang berkuasa dan
memimpin
0 komentar:
Posting Komentar